Hutan Manggrove di TWA Teluk Youtefa Dibabat dan Ditimbun Karang

3 Min Read
Papan pemberitahuan Kawasan Konservasi TWA Teluk Youtefa
Papan pemberitahuan Kawasan Konservasi TWA Teluk Youtefa (Foto: IST)

Pembabatan hutan bakau dan penimbunan secara masif dilakukan di Kawasan Indonesia memilki 556 kawasan konservasi dan 214 diantaranya masuk dalam kategori Taman Wisata Alam (TWA).Di Provinsi Papua ( sebelum pemekaran provinsi), hanya tiga kabupaten yang memiliki kawasan konservasi dengan status Taman Wisata Alam, yakni TWA Nabire, TWA Pulau Supiori dan TWA Teluk Youtefa Kota Jayapura.Teluk Youtefa ditetapkan sebagai Taman Wisata Alam berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor 372/Kpts/Um/1978 tanggal 9 Juni 1978 dengan luas areal 1.650 ha.

Delapan belas tahun berlalu luas Teluk Youtefa bertambah luas 25 ha sehingga pada 1996, Teluk Youtefa kemudian ditetapkan sebagai Taman Wisata Alam dengan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 714/Kpts-II/1996 tanggal 11 November 1996 dengan luas areal 1.675 ha.Konservasi Taman Wisata Alam ( TWA) Teluk Youtefa, tepatnya dibelakang Pantai Hamadi, Distrik Jayapura Selatan, Papua.Kawasan Hutan bakau yang seharusnya dilindungi oleh Negara berdasarkan undang-undangan, Namun kini terancam rusak dan hilang. Papan larangan yang dipasang disana, betuliskan “KAWASAN KONSERVASI TWA TELUK YOUTEFA, DILARANG MENGUBAH BENTANG ALAM di KAWASAN INI” lengkap dengan Undang-udang dan pasal yang mengaturnya. ( UU No.5 tahun 1999, pasal 33 ayat 3 dan saknsinya di Pasal 40 ayat 2).

Gambar dari drone yang menunjukan penimbukan material disekitar hutan manggrove di Pantai Hamadi, Kota Jayapura (Foto: IST)

Luasan mangrove di TWA Teluk Youtefa pada tahun 2017 seluas 233,12 ha. Teluk Youtefa juga menjadi rumah bagi 3 ekosistem pesisir diantaranya : ekosistem mangrove, lamun dan terumbu karang. Potensi sumberdaya alam lainnya adalah sebagai habitat bagi berbagai jenis ikan, bilvalvia serta crustacea
Ekosistem mangrove merupakan sumber penghidupan bagi masyarakat adat pesisir disekitar Teluk Youtefa. Ekosistem mangrove memiliki banyak potensi, berperan penting, dan memiliki keanekaragaman hayati baik dari segi ekologi maupun sosial. Pengelolaan ekosistem mangrove menjadi sangat penting karena merupakan inti dari siklus biologis yang berlangsung di wilayah pesisir, dimana baik manusia maupun kehidupan akuatik bergantung pada ekosistem ini. Dalam rentang waktu 23 tahun, TWA Teluk Youtefa telah kehilangan sebesar 159,34 hektar Ekosistem mangrove.
.
Pemerintah dan warga Kota Jayapura harusnya berbangga, memiliki 1 dari 3 TWA di Provinsi Papua. Karena itu, sangat disayangkan jika keberadaan TWA ini tidak diseriusi , dijaga dan diselamatkan dari oknum yang mencari keuntungan ekonomi, membabat dan menimbun karang, mengalih fungsikan kawasan ini.

Dikhawatirkan jika tidak dikendalikan, maka 10 tahun atau 20 tahun ke depan, ekosistem mangrove tersisa akan lenyap dan kita tidak akan melihat sehelai daun mangrove lagi di TWA Teluk Youtefa.

Dan pada peringatan hari Manggrove sedunia, aktivis lingkungan melakukan aksi mengecam tindakan pengerukan areal manggrove di kawasan TWA Teluk Youtefa.

Share This Article